Cerita singkat, Aku terlambat
"Cerita singkat, Aku terlambat"
Bersama embun dan keberanian,
Terlintas senyummu di cakrawala.
Sentuh dada sejenak,
Debar menjelma rasa
Aku yakin, kita ada di antara rindu.
Waktu perlahan berlari
Aku yakin masih ada sedikit asa
Dari tumpukkan puing yang tersisa
Masih ada rasa yang berharga
Menginginkan kembali kesejukan
Berteduh di bawah kasih itu
Yang kerap memberiku kedamaian
Untuk hati ku yang tandus kekeringan
Merenung sejenak hatiku
Sadar diri, aku manusia biasa
Berlumur kesalahan dan dosa
Sudah pantaskah aku untuk mu ?
Akhirnya, diam jadi opsi pilihan
Daripada memaksa mengungkapkan
Khawatir tersakiti,
Lebih lebih jika aku yang menyakiti.
Dan, menunggu.
Bukan, bukan kau yang menunggu
Aku yang di paksa oleh hatiku sendiri
Mengurungkan niat itu.
Pada akhirnya, seperti terkekang
Tersiksa oleh perasaan sendiri
Padahal, aku sendiri yang hampa
Dan Tuhan yang lebih paham
34 hari berlalu, dan hati masih sama
Mengingat masa itu,
Kita saling berbagi kasih,
Sebelum akhirnya menjadi kisah.
Ah sudahlah, saat itu aku yakin
Ini saatnya, walaupun batin tersayat.
Sakit, lebih sakit gusi bengkak
"Gumamku, saat itu"
Pagi itu, sembari duduk di atas sejadah
Setalah malam yang terasa panjang
Aku dan perasaanku berdamai
Akhirnya, aku mengungkapkan
Tanpa mengharapkan.
Fyuuhhh, nafasku terhembus
Seperti tidak percaya.
Damai, tentram, hatiku kala itu
Berpikir semuanya baik baik saja
Menganggap tak ada imbasnya
Padahal aku masih rapuh.
Benar memang, aku mengungkapkan
Tanpa mengharapkan.
Namun hati tak bisa bohong
Sekecil apapun itu, ini hati bukan lisan.
Kembali rapuh,
Menatapmu di kejauhan,
Padahal aku bukan siapa siapa kau
Memimpikanmu di tidurku
Padahal aku bukan aktor utama mimpimu.
Memilih berbenah,
Rasanya menjadi opsi kedua setelah diam.
Seperti cerminan,
Aku menginginkanmu yang baik
Sedangkan aku belum baik.
Akhirnya aku sadar,
"Aku terlambat"
Bukan, bukan soal berbenah
Tapi soal mengungkapkan.
Dari semua itu aku belajar
Arti tulus, dan Ikhlas
Walau hati terkena imbasnya
Tapi, insya Allah aku bisa
Meski aku belum sepenuhnya sempurna
Aku do'akan, yang terbaik untukmu
Dan juga aku.
Aku terlambat....
kadijak.hate
Kuningan, 1 Mei 2020
Bersama embun dan keberanian,
Terlintas senyummu di cakrawala.
Sentuh dada sejenak,
Debar menjelma rasa
Aku yakin, kita ada di antara rindu.
Waktu perlahan berlari
Aku yakin masih ada sedikit asa
Masih ada rasa yang berharga
Menginginkan kembali kesejukan
Berteduh di bawah kasih itu
Yang kerap memberiku kedamaian
Untuk hati ku yang tandus kekeringan
Merenung sejenak hatiku
Sadar diri, aku manusia biasa
Berlumur kesalahan dan dosa
Sudah pantaskah aku untuk mu ?
Akhirnya, diam jadi opsi pilihan
Daripada memaksa mengungkapkan
Khawatir tersakiti,
Lebih lebih jika aku yang menyakiti.
Dan, menunggu.
Bukan, bukan kau yang menunggu
Aku yang di paksa oleh hatiku sendiri
Mengurungkan niat itu.
Pada akhirnya, seperti terkekang
Tersiksa oleh perasaan sendiri
Padahal, aku sendiri yang hampa
Dan Tuhan yang lebih paham
34 hari berlalu, dan hati masih sama
Mengingat masa itu,
Kita saling berbagi kasih,
Sebelum akhirnya menjadi kisah.
Ah sudahlah, saat itu aku yakin
Ini saatnya, walaupun batin tersayat.
Sakit, lebih sakit gusi bengkak
"Gumamku, saat itu"
Pagi itu, sembari duduk di atas sejadah
Setalah malam yang terasa panjang
Aku dan perasaanku berdamai
Akhirnya, aku mengungkapkan
Tanpa mengharapkan.
Fyuuhhh, nafasku terhembus
Seperti tidak percaya.
Damai, tentram, hatiku kala itu
Berpikir semuanya baik baik saja
Menganggap tak ada imbasnya
Padahal aku masih rapuh.
Benar memang, aku mengungkapkan
Tanpa mengharapkan.
Namun hati tak bisa bohong
Sekecil apapun itu, ini hati bukan lisan.
Kembali rapuh,
Menatapmu di kejauhan,
Padahal aku bukan siapa siapa kau
Memimpikanmu di tidurku
Padahal aku bukan aktor utama mimpimu.
Memilih berbenah,
Rasanya menjadi opsi kedua setelah diam.
Seperti cerminan,
Aku menginginkanmu yang baik
Sedangkan aku belum baik.
Akhirnya aku sadar,
"Aku terlambat"
Bukan, bukan soal berbenah
Tapi soal mengungkapkan.
Dari semua itu aku belajar
Arti tulus, dan Ikhlas
Walau hati terkena imbasnya
Tapi, insya Allah aku bisa
Meski aku belum sepenuhnya sempurna
Aku do'akan, yang terbaik untukmu
Dan juga aku.
Aku terlambat....
kadijak.hate
Kuningan, 1 Mei 2020
Komentar
Posting Komentar