kamu terlalu cepat, aku tak sempat
"Kamu terlalu cepat, Aku tak sempat"
Melangkah jauh bersama kenangan
Tertutup awan cakrawala, Pupus harapan.
Aku tak sempat,
Di bawah sinar mentari, aku amati
Langkah kecilmu yang terlalu cepat
Hilang, kemana jejak yang melenyapkanmu pergi
Mentari kala itu tak pelit,
Memberi hangatnya untukku nikmati
Naasnya, hati ku masih saja gaduh
Meng-angankanmu yang sudah jauh
Tatanan ketegaran masih saja rapuh
Tertahan oleh diriku ini yang masih lambat
Sedang kau, sudah cepat menjauh
Jingga menyala, melihatku seperti terjatuh.
Perlahan, jingga itu hilang
Langit yang tadinya cerah, terbalut warna jingga mentari
Mengundang awan gelap,
Seolah ingin merayakan perasaanku kala itu
Seperti kembang api,
Kau cepat, melesat, lalu hilang
Secepat itu kau melangkah?
Sedangkan aku,
Seperti enggan berpamitan dengan rasa ini.
Tanpa menoleh,
Aku rasa, kau tak dapat aku kejar
Aku lambat dan memang sudah tak sempat
Kau sudah terlalu cepat menjauh.
"Kita selamanya"
Adalah harapanku yang membuatku jatuh.
Cepat tak berjejak
Jauh tak tertatap
Namun pergi dengan pamit.
Layaknya lumpuh,
Aku hanya menatapmu dari jauh.
Layaknya tidur
Aku memimpikanmu tanpa henti.
Biarkan mereka berkata aku seperti batu
Keras dan tak mau maju
Ribuan harapan,
Terseret langkah kecilmu.
Aku lambat, dan tak sempat
Kau terlalu cepat.
Lirih memohon kepada langit
Semoga aku cepat, dan
"Kau tetap bahagia"
kadijak.hate
Kuningan, 19 Mei 2020
Melangkah jauh bersama kenangan
Tertutup awan cakrawala, Pupus harapan.
Aku tak sempat,
Di bawah sinar mentari, aku amati
Langkah kecilmu yang terlalu cepat
Hilang, kemana jejak yang melenyapkanmu pergi
Mentari kala itu tak pelit,
Memberi hangatnya untukku nikmati
Naasnya, hati ku masih saja gaduh
Meng-angankanmu yang sudah jauh
Tatanan ketegaran masih saja rapuh
Tertahan oleh diriku ini yang masih lambat
Sedang kau, sudah cepat menjauh
Jingga menyala, melihatku seperti terjatuh.
Perlahan, jingga itu hilang
Langit yang tadinya cerah, terbalut warna jingga mentari
Mengundang awan gelap,
Seolah ingin merayakan perasaanku kala itu
Seperti kembang api,
Kau cepat, melesat, lalu hilang
Secepat itu kau melangkah?
Sedangkan aku,
Seperti enggan berpamitan dengan rasa ini.
Tanpa menoleh,
Aku rasa, kau tak dapat aku kejar
Aku lambat dan memang sudah tak sempat
Kau sudah terlalu cepat menjauh.
"Kita selamanya"
Adalah harapanku yang membuatku jatuh.
Cepat tak berjejak
Jauh tak tertatap
Namun pergi dengan pamit.
Layaknya lumpuh,
Aku hanya menatapmu dari jauh.
Layaknya tidur
Aku memimpikanmu tanpa henti.
Biarkan mereka berkata aku seperti batu
Keras dan tak mau maju
Ribuan harapan,
Terseret langkah kecilmu.
Aku lambat, dan tak sempat
Kau terlalu cepat.
Lirih memohon kepada langit
Semoga aku cepat, dan
"Kau tetap bahagia"
kadijak.hate
Kuningan, 19 Mei 2020
Komentar
Posting Komentar